Pilih Bahasa

Monday 17 April 2017

Kenapa Musti Sholat Fardu Berjama'ah ???



*) Disarikan dari Khutbah  Jum’at  Ust In’amul Choiri di Masjid Baitul Makmur  PT Sumitomo SHI Construction Machinery Indonesia Kerawang tanggal 14 April 2017 




Puji Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah SWT bi irodatillah wa qudratillah kita dapat melaksanakan salah satu bentuk ketaatan kepada Allah SWT semoga akan istiqomah ila akhirul hayat sehingga kita menghadap Allah dalam kondisi Husnul Khotimah

Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan semua pengikutnya ila yaumil qiyamah.

Rasulullah SAW berpesan kepada kita agar senantiasa melaksanakan sholat fardlu secara berjama’ah, rasul tidak hanya berpesan akan tetapi langsung memberikan contohnya (bahkan didalam hadits nabi tidak ditemukan bahwa beliau pernah meninggalkan sholat fardlu secara berjama’ah.) Kenapa kita mesti berjama’ah?, kenapa kita harus melanggengkan berjama’ah?, kenapa kita sebaiknya membiasakan diri untuk berjama’ah?

1. Karena nilainya berbeda, sebagaimana rasulullah saw bersabda

صَلَاةُ الْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ الْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

Sholat jama’ah dibanding dengan sholat sendiri itu lebih baik 27 derajad (HR Bukhori)

Kalau saja kita ambil rata-rata umur manusia 65 tahun, rata-rata usia baligh 15 tahun maka ada umur 50 tahun sebagai hamba Allah yang mukallaf (yang mempunyai kewajiban menjalankan perintah Allah SWT).
Bila dalam 50 tahun sholatnya hanya sholat sendiri saja (munfarid) maka pahalanya akan 50 tahun, sedangkan bila dilakukan dengan cara berjama’ah terus tanpa pernah meninggalkannya maka pahalanya 50 tahun x 27 = 1.350 tahun, subhanallah sunggu sangat jauh perbedaannya orang yang melakukan sholatnya secara sendiri dengan berjama’ah. Dan inilah yang membahagiakan meskipun umur umat nabi Muhammad relative sedikit akan tetapi mampu melebihi umat-2 sebelumnya yang berumur 800 tahun atau bahkan 1000 tahun.

2. Mendapatkan fadilah silaturahiim. Dengan berjama’ah maka dapat bertemu dengan tetangga dan saudara muslim yang lain. Sungguh besar fadilah silaturahiim bahkan meninggalkannya mendapatkan ancaman yang keras dari rasulullah saw
 
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ

Tidak akan masuk surga orang yang memutus tali silaturahiim

3. Potensi diterimanya sholat kita.
Rasulullah bersabda :

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى أَجْسَامِكُمْ وَلاَ إِلَى صُوَ رِكُمْ ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ

Sesungguhnya Allah SWT tidak melihat penampilanmu, bentuk fisikmu akan tetapi yang dilihat oleh Allah SWT adalah hatimu. (HR Muslim).  Berdasarkan hadist ini Imam Ghozali menyatakan bahwa hadirnya hati (khusuk) didalam sholat merupakan syarat sahnya sholat. Sudahkah kita ketika sholat mampu khusuk, berapa persen kita bisa khusuk 100%, 50%, 20% atau tidak bisa sama sekali khusuk? Bila melihat hadist ini dan aktifitas kita didalam sholat yang tidak bisa 100% khususk, maka punya potensi sholat kita tidak diterima oleh Allah SWT. 

Maka dapatkan nilai kekhusukan ini dengan  cara sholat berjama’ah, Bila kita sebagai makmum tidak bisa khusuk 100% maka kebutuhan khusuk ditutupi dengan makmum lain yang bisa khusuk, Bila semua makmum tidak bisa khusuk maka kebutuhan khusuk akan di tutupi oleh imamnya (carilah imam yang teralim diantara mereka), bila semua makmum dan imam tidak bisa menghadirkan kekhusukan maka fadilah jama’ah akan mampu menutupinya kekhusukan didalam sholat. Artinya sholat Jama’ah punya potensi lebih besar diterima disisi Allah SWT dibandingkan dengan sholat sendiri.

4. Jaminan kebaikan dunia akhirat
Rasulullah saw bersabda

مَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلاَةِ مَعَ اْلجَمَاعَةِ أَعْطَاهُ اللّهُ خَمْسَ خِصَالٍ : لَمْ يُصِبْهُ فَقْرًا أَبَدًا

Barangsiapa yang selalu menjaga sholatnya dengan berjamaah, maka Allah akan memberinya lima hal: tidak pernah terkena kefakiran selamanya (baik fakir harta maupun fakir hati)

a.      Adalah jaminan tentang kehidupan didunia. Bila kita dijanjikan oleh teman kita (bos) untuk suatu pekerjaan yang akan diberikan imbalan (gaji) rutin setiap bulan kita mempercayainya padahal dia makhluknya Allah SWT. Jaminan didalam hadist ini disampaikan rasulullah saw yang hakekatnya adalah jaminan Allah, karena 

وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَىٰ

Rasul kalau berbicara tidak pernah berdasarkan hawa nafsunya

إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَىٰ

Akan tetapi selalu berdasarkan wahyu Allah SWT

إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ

Dan Allah SWT tidak pernah menyalahi janjinya.


Masihkah ada keraguan apa yang disampaikan rasulullah untuk kita. ???
  
يُرْفَعُ عَنْهُ عَذَابُ الْقَبْر

b.      Yang kedua dihapuskan siksa kubur darinya, Anugrah yang besar bagi seseorang yang tidak mendapatkan siksa kubur

أَمِنَ مِنْ أَهْوَالِ يَومِ الْقِيَامَةِ

c.       Yang ketiga selamat dari kesusahan pada hari kiamat, Padahal hari kiamat adalah hari sangat mencekam, sangat menakutkan

يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ أَخِيهِ  وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ  وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ  لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ

pada hari itu seseorang lari dari saudara, dari ibu bapaknya, dari anaknya karena sibuk mempertanggungjawabkan hasil perbuatannya didunia.

d.   Yang ke empat diberikan buku catatan amalnya dengan tangan kanan, Sebagai bukti diterimanya amal perbuatannya



يُعْطَى كِتَابُهُ بِيَمِيْنِهِ




e. Yang kelima berjalan di atas titian 'shirat' secepat kilat yang menyambar.sebagai gambaran selamat dan dapat masuk dalam surganya Allah SWT.

يَمُرُّ عَلَى الصِّرَاطِ كَالْبَرْقِ اْلخَاطِفِ

4 jaminan diberikan dikahirat. Kalau kita melihat kondisi sekeliling kita saat ini bahwa gambaran kemaksiatan dengan mudahnya dapat kita lihat dan saksikan, tidak perlu jauh jauh bahkan didalam rumah, didalam kamar atau dimana saja posisi kita (siaran televisi atau HP yang berada di tangan kita dapat melihat kontens yang mengarah kepada kemaksiatan). Kalau kemaksiatan sudah sedemikian canggihnya mengelilingi kita....


Mampukah perilaku kita menjamin diri kita bebas dari siksa kubur? Kalaupun mampu terbebas dari siksa kubur, mampukah kita terbebas dari kesusahan dan teror hari kiamat? Mampu pulakah kita menjamin bahwa catatan amal akan kita terima dengan tangan kanan sebagai bukti amal kita diterima? Mampukah kita melampaui jembatan shirat sebagai jalan menuju surga?

Kalau kita tidak mampu menjamin melalui itu semua, mengapa kita meninggalkan jamaah salat? Mengapa masa depan kita tidak kita usahakan dan memastikan dengan selalu berjamaah? 

Dan sholat sebagai amal yang dilihat pertama kali, bila sholatnya baik maka yang lain akan baik dan bila sholatnya rusak maka di anggap rusak.

Ayo Biasakan Sholat berjama’ah, Berusahalah semaksimal mungkin membiasakan sholat fardu berjama’ah, melanggengkan menjaga berjamaah. Semoga Allah memberikan kita kekuatan untuk melaksanakannya dan kita masuk dalam kelompok yang selamat dan bahagia dunia akhirat. Aamiin.


No comments:

Post a Comment