Pilih Bahasa

Tuesday 23 May 2017

Fitnah dan Adu Domba sumber tidak didengarnya do'a

Fitnah adalah sesuatu yang sangat besar dosanya bahkan lebih kejam dari pembunuhan 

 الفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ القَتْلِ

karena fitnah itu akan berdampak sesuatu yang sangat serius bagi yang difitnah : Pembunuhan karakter, menjadikan dia tersisih dari kehidupan, menjadikan orang lain membencinya, dll. begitu banyak dampak yang akan ditimbulkan padahal status orang yang difitnah itu masih hidup. Dia sudah dimatikan dimasa HIDUPnya... sungguh kejam.

Begitu juga sikap adu domba terhadap satu orang kepada orang lain, satu golongan dengan golongan yang lain, mampu memporak porandakan tatanan sosial kemasyarakatan yang seharusnya dibangun agar kehidupan ini dapat damai dan sejahtera. Bahkan orang yang senangnya adu domba ini diceritakan oleh rasulullah dalam sebuah hadistnya sudah diadzab di alam kuburnya


عن عَبد الله بن عباس رضي الله تَعَاَلَى عَنْهُما قَالَ: مَرَّ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم بقبرين فَقَاَل: ” إِنَهُمَا ليُعَذَّبَانِ، وَمَا يُعَذً بانِ في كَبِير. أمًا أحَدُهُما فَكَاَن لاَ يَسْتَتِرُ مِنَ الْبَول، وَأمَّا الآخر فكَاَن يمْشىِ بَالنميمَة

Artinya : Dari Abdullah bin Abbas -radhiyallohu ‘anhuma- berkata: Nabi -shollallohu ‘alaihi wa sallam- melewati dua kuburan dan berkata: “Sesungguhnya kedua penghuni kubur ini sedang di adzab. Mereka tidaklah di adzab karena dosa besar. Adapun salah seorang di antara mereka tidak menjaga (dari percikan air kencing) saat kencing. Ada pun yang kedua karena menyebar kata-kata mengadu domba” (HR Bukhori Muslim)

Dan sikap adu domba ini akan mendatangkan Murka Allah bukan hanya diakhirat akan tetapi diduniapun sudah di murkai oleh Allah SWT dengan tidak dikabulkannya doa masyarakat yang ahli fitnah dan adu domba.

Sudahkah kita mengambil pelajaran ini wahai para saudaraku sebangsa setanah air, para pejabat, para tokoh, para pemimpin ... bila kebiasaan caci memaki, fitnah menfitnah dan adu domba ini terus dilanjutkan maka rintihan doa dari elemen bangsa ini juga tidak didengar oleh Allah, Bagaimana kita menginginkan negara yang "Baldatun thoyyibatun warabbun ghofur" sebagai washila agar kita dan anak cucu kita dapat beribadah kepada Allah SWT kalau kita tidak saling mencintai karena Allah SWT. Belajar dan duduklah bersama ulama', hormatilah umara', lindungi kebenaran bukan kepentingan. Insyaallah kita bisa. Aamiin

Ka'bul Ahbar bercerita
Pada suatu waktu, terjadilah musim kering menimpa bani israil, Lalu keluarlah nabi Musa bersama kaumnya ke padang pasir diluar kota untuk melakukan sholat istisqo' selama tiga hari berturut turut, Namun hujan tidak juga turun.

Nabi Musa bermunajat kepada Allah SWT " Ya Allah, Hamba hambaMu telah keluar tiga hari berturut turut memohon rahmatMu, namun tidak kah engkau mengabulkan doanya"

Lalu Allah SWT mewahyukan kepada nabi Musa a.s " Hai Musa, aku tidak akan mengabulkan doa suatu kaum yang diantaranya terdapat tukang fitnah dan tukang mengadu domba"

Nabi Musa berkata " Ya Allah Siapa orangnya agar kami keluarkan dari barisan kami"

Allah berfirman "Aku tidak akan menjadi penfitnah sedang aku sendiri melarang kalian berbuat demikian"

Maka sadarlah nabi Musa dan menyeruhkan kepada kaumnya " Wahai kaumku bertaubatlah kalian kepada Allah SWT dan saling mencintailah kalian kepada sesama karena Allah dan jauhkan kalian dari sifat menfitnah dan adu domba"

Maka setelah kaumnya bertaubat kepada Allah SWT dari kebiasaan fitnah menfitnah, maka Allah menurunkan rahmatNya.

Ayo kita bertaubat kepada Allah SWT, dan kita saling cinta mencintai karena Allah SWT serta membenci karena Allah SWT. Insyallah rahmat Allah akan senantiasa diberikan kepada kita semua. Aamiin

By. In'amul Choiri

Thursday 18 May 2017

Mengamalkan pesan Ibunda



Saya pernah mendapatkan pesan dari ibu saya (Hj. Ruqoiyyah semoga diampuni dosanya dan ditempatkan disurganya oleh Allah SWT) sewaktu masih sekolah : Kalau kamu keluar rumah mau kemanapun tujuannya, sekolah, Ngaji, bekerja, berkunjung kerumah teman dll. awali dengan membaca 


بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ

Baca sebanyak 10 kali. Karena ini pesan ibu saya maka saya langsung mengamalkannya tanpa pernah bertanya mengapa dan kenapa? Apalagi berpikiran pesan ibu ini berdasarkan hadis shohih tidak ya..?, (Nggak perlu.. karena orang orang dulu kalau melakukan sesuatu cukup meyakini apa yang disampaikan gurunya, apa yang disampaikan orang tuanya) 

Tidak ingin berpikiran macam macam karena saya meyakini bahwa pesan seorang ibu tentunya untuk kebaikan anaknya dan yang paling membahagiakan adalah ridlo orang tua akan menyertai setiap langkah yang akan diayunkan.

Ketika ibu saya dipanggil oleh Allah SWT (4 bulan yang lalu) untuk mengobati kerinduan pada beliau, saya mencoba mencari tahu bertafakkurMengapa ibu saya berpesan amalan itu ?
 
Dalam tafakkur ternyata saya menemukan segudang manfaat dari kalimat yang sederhana diajarkan ibu saya:

1. Agar mempunyai kehidupan yang berkah

Rasulullah bersabda
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بِبِسْمِ اللَّهِ (وفي رواية بِذِكْرِاللّه) فَهُوَ أَ قْطَع (وفي رواية فَهُوَ أبتر)

Setiap perkara penting yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat yang lain: dengan mengingat Allah) maka amalan tersebut putus (kurang keberkahannya)

Hadist ini menunjukkan bahwa keberkahan diletakkan salah satunya didalam mengingat Allah (mmbaca basmala) di dalam memulai kegiatan.

2. Tidak akan diganggu syaitan
 
Syaitan ketika diusir dari surganya Allah SWT meminta untuk ditangguhkan kehidupannya (syaitan tidak akan mati sampai hari kiamat) dan dikabulkan permintaannya oleh Allah. Mereka bersumpah kepada Allah akan menyesatkan umat manusia ini agar dapat bersama sama di Neraka. Sebagaimana diabadikan di dalam al Qur’an 

قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيمَ

Iblis menjawab : Karena Engka telah menghukum saya tersesat, saya benar benar akan menghalang halangi mereka (manusia) dari jalanMu yang lurus.

ثُمَّ لَآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِينَ

Kemudian saya (Iblis) akan mendatangi mereka (manusia) dari arah depan, dari arah belakang, dari arah kanan dan dari arah kiri mereka. Dan engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)

Dari ayat diatas syaitan akan berusaha menggoda manusia dari segala penjuru mata angin (depan-utara, belakang-selatan, kanan-barat, kiri-timur) kecuali arah atas dan arah bawah. Syaitan tidak mampu menggoda manusia dari arah atas yaitu suatu aktifitas manusia yang dimulai dengan mengingat Allah SWT maka dengan membaca basmala ketika memulai suatu aktifitas maka sebenarnya kita telah menutup  celah dari diganggu syaitan.

3. Selalu memperoleh kebaikan
 
Rasulullah bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu dawud, Imam at Tarmidzi, Imam Ibnu Hibban

إِذَا خَرَجَ الرَّجُلُ مِنْ بَيْتِهِ فَقَالَ: “بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ” قَالَ: « يُقَالُ حِينَئِذٍ: هُدِيتَ وَكُفِيتَ وَوُقِيتَ. فَتَتَنَحَّى لَهُ الشَّيَاطِينُ، فَيَقُولُ لَهُ شَيْطَانٌ آخَرُ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِىَ
وَكُفِىَ وَوُقِىَ



Jika seseorang keluar rumah lalau membaca “Dengan nama Allah aku berserah diri kepadaNya, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.” maka malaikat akan berkata kepadanya: “(sungguh) kamu telah diberi petunjuk (oleh Allah Ta’ala), dicukupkan (dalam segala keperluanmu) dan dijaga (dari semua keburukan)”, sehingga setan-setanpun tidak bisa mendekatinya, dan setan yang lain berkata kepada temannya: Bagaimana (mungkin) kamu bisa (mencelakakan) seorang yang telah diberi petunjuk, dicukupkan dan dijaga (oleh Allah Ta’ala)? 

Hadis ini menjadi penguat dalam mengamalkan pesan yang disampaikan ibu, ternyata benar bahwa seorang ibu tentunya menginginkan anaknya selalu memperoleh kebaikan (petunjuk, kecukupan dan penjagaan) dalam hidupnya

4. Selalu Puas Hasilnya


 Allah SWT menyatakan didalam al Qur’an  
 
وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (segala keperluannya).
   
Sungguh indah kehidupan orang yang beriman ketika melakukan aktifitas apapun maka hendaknya selalu dibarengi dengan tawakkal kepada Allah SWT. (Tawakkal artinya mewakilkan) maka akan selalu puas hasilnya. 

Contoh : 

Bila kita ada suatu pekerjaan tertentu kemudian karena ada sesuatu hal akhirnya kita mewakilkan kepada seseorang maka ada 2 kemungkinan
a.       Penyelesain pekerjaan tersebut lebih baik karena yang mewakili ternyata lebih hebat dari kita
b.      Penyelesaian pekerjaan tersebut lebih buruk karena yang mewakili ternyata lebih tidak capable dari kita
 
Tawakkal ini adalah dilakukan setelah melangkah, maka ketika kita sudah melangkah (beraktifitas) maka kita wakilkan urusan kita kepada Allah SWT (bertawakkal kepada Allah) maka Hasilnya akan selalu puas, Mengapa ???  karena Allah SWT jauh lebih mengerti yang terbaik buat kita dibandingkan diri kita sendiri. Allah SWT Jauh lebih hebat dibandingkan dengan kita, Allah SWT jauh lebih kuasa dengan kita.
5. Menjadi penghuni surga 

Kalimat hauqala ini menunjukkan penghambaan seorang hamba kepada sang kholik, sikap tawadlu’ yang mengakui akan kelemahan dirinya, sehingga dengan pengakuan kelemahan itulah maka Allah akan mengangkat derajadnya. Sebagaimana sabda nabi Muhammad SAW.
وَمَا تَواضَعَ أحَدٌ لله إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ
Barang siapa merendahkan diri (Tawadlu’) maka akan diangkat derajadnya oleh Allah SWT. Dan juga hadis nabi
يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ قُلْ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ فَإِنَّهَا كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ أَوْ قَالَ أَلَا أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ هِيَ كَنْزٌ مِنْ كُنُوزِ الْجَنَّةِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
Wahai Abdullah bin Qais (nama Abu Musa), ucapkan Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah. Sesungguhnya itu adalah salah satu kekayaan yang tersimpan di surga." Atau beliau mengatakan: "Tidakkah kamu mau aku tunjuki salah satu harta simpanan di surga? Laa Haula Wa Laa Quwwata Illaa Billaah’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Subhanalllah !!! ucapan yang sederhana, yang mudah untuk dilakukan oleh siapapun ternyata mengantarkan menjadi pribadi yang beruntung baik ketika didunia maupun diakhirat.

Sungguh engkau wahai ibu, adalah orang tua yang sempurna bagi saya karena engkau tidak hanya mengajari saya bagaimana mencapai kesuksesan hidup didunia akan tetapi engkau juga menjaga anak anakmu agar bisa selamat dan bahagia di akhirat. Pengorbanan dan jasa jasamu tidak akan pernah aku lupakan, dalam setiap doa dan langkahku semoga bisa membuat engkau selalu tersenyum dinaungan sang maha pemberi rahmat dan kasih sayang . Aamiin.

By In’amul Choiri

Wednesday 17 May 2017

Adab ketika melewati ayat rahmat atau ayat adzab ketika bertilawah al Qur'an


KAJIAN Ke#12 Risalatul Qoriin

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ , أَمَّا بَعْد

Sahabat-sahabat qur’ani HQ yang dirahmati Allah SWT
Mbah K.H. Munawwir

Menyambung kajian sebelumnya tentang ayat ayat al Qur’an yang telah di kumpulkan oleh ulama dimana kita harusnya berdoa dan memohon perlindungan ketika kita membacanya baik kita membaca didalam sholat maupun diluar sholat. 

5. Terdapat didalam surat al Waqi’ah di juz 27 diakhir suratnya yaitu ayat ke 96
 
فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ

Sampai ayat ini disunnahkan membaca (سُبْحَانَ رَبِّيَ الْعَظِيْمِ  )

Tempat selanjutnya terdapat didalam surat al Waqi’ah di juz 27 ini ada 4 tempat  yang yang kesunnahan bacaannya sama yaitu dengan membaca (بَلَ أَنْتَ يَا رَبِّيْ ) ketika melewati ayat ayat dibawah ini. 

 Adapun ayat ayat al Qur’annya adalah:

6. Surat al Waqiah ayat 59
 
أَأَنْتُمْ تَخْلُقُونَهُ أَمْ نَحْنُ الْخَالِقُونَ
7. Surat al Waqiah ayat 64
 
أَأَنْتُمْ تَزْرَعُونَهُ أَمْ نَحْنُ الزَّارِعُونَ
8. Surat al Waqiah ayat 69

أَأَنْتُمْ أَنْزَلْتُمُوهُ مِنَ الْمُزْنِ أَمْ نَحْنُ الْمُنْزِلُونَ
9. Surat al Waqiah ayat 72
 
أَأَنْتُمْ أَنْشَأْتُمْ شَجَرَتَهَا أَمْ نَحْنُ الْمُنْشِئُونَ


Jadi di dalam surat al Waqiah ini ada 5 tempat ayat ke 59, ayat ke 64, ayat ke 69, ayat ke 72 dan ayat ke 96 kita di sunnahkan membaca seperti yang disebutkan diatas. Semoga kita bisa mengamalkannya ketika kita membaca al Qur’an. Aamiin

Wallahu a’lam

By. In'amul Choiri

Wednesday 10 May 2017

Amanah yang mempesona itu adalah anak



Disarikan dari Mauidlo Hasanah Ust. In’amul Choiri pada Walimatut Tasmiyah tanggal 2 Mei 2017 Blok CD Mercy
Aqiqah di rumah Ust. Joko Setiyana

Puji syukur Alhamdulillah kita bisa berkumpul ditempat yang mulia di Musholla An Nur dalam rangka menghadiri undangan sahabat kita tasyakkur bin ni’mah, Insyallah akan bernilai ibadah dihadapan Allah SWT karena kita bertahni’ah yaitu ikut senang dengan kesenangan yang dialami saudara kita muslim dan menjalankan perintah Allah dan rasulnya dengan memenuhi hak sebagai sesama muslim.

Sholawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad sebagai Idola bagi kita didalam segala sendi kehidupan termasuk didalam mendidik anak-anak kita.

Alhamdulillah malam hari sudah masuk bulan Sya’ban  1438, bulan yang menurut ulama disebut “Keberkahannya bercabang cabang Semoga kita pulang dari tempat ini hidup kita tambah berkah dan kita berdoa kepada Allah semoga kita semua dan anak keturunan kita menjadi hamba Allah yang sholih dan sholihah dan dapat menjadi pemimpin orang orang yang bertaqwa. Aamiin

Hadirin rahimakumullah

Rasulullah bersabda:
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ

Setiap anak yang lahir dilahirkan di atas fitrah, maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi, atau Nasrani

Dari Hadist diatas maka anak ini akan sangat bergantung dengan pembentukan yang dilakukan oleh orang tuanya (sentuhan dan usaha orang tuanya), Ibarat gelas kosong mau diisi susu, diisi air putih atau diisi cuka maka gelas akan ikut siapa yang mengisi dirinya. Begitu juga seorang anak ini akan menjadi amanah yang mempesona bagi orang tuanya ataun justru sebaliknya menjadi kehancuran bagi orang tuanya tergantung bagaimana orang tuanya membentuknya.

Diceritakan, Bagaimana ada orang tua yang mendapatkan kehormatan disisi Allah karena sikap anaknya dan begitupun sebaliknya.  Sebagai orang tua harusnya memahami bentuk kasih sayang yang diberikan kepada anaknya agar bagaimana usahanya  menjadikan anaknya anak yang sholih.

Tahapannya tentunya banyak mulai dari memilih calon ibunya akan tetapi yang kami sampaikan  malam ini mulai dari 

1. Bersyukur terhadap karunia Allah
Bentuk syukur orang tua terhadap Allah dengan diberikan anak adalah dengan meng aqiqah kannya. Aqiqah hukumnya menurut jumhur ulama’ “Sunnah Muakkad

كُلُّ غُلاَمٍ مُرْتَهَنٌ بِعَقِيْقَتِهِ. تُذْبَحُ عَنْهُ يَوْمَ السَّابِعِ وَ يُحْلَقُ رَأْسُهُ وَ يُسَمَّى

Setiap anak tergadai dengan ‘aqiqahnya, yang disembelih untuknya pada hari ke-7, dicukur rambutnya, dan diberi nama.

Tanggung jawab aqiqah ini adalah dibebankan kepada Orang tua, Kapan pelaksanaannya ??? yang terbaik dari hadist diatas adalah umur 7 hari. Ada riwayat lain bisa dilakukan hari ke 14, ke 21. Apakah hanya dihari hari itu ???  Ulama berpendapat : Kapan saja kelonggaran rizki orang tua sampai anak berumur sebelum usia baligh. (Bila memang tidak mampu “benar benar tidak mampu” sampai anak berusia akil baligh maka gugurlah kewajiban orang tuanya). Bila anak sudah dewasa belum diaqiqahi kemudian ingin mengaqiqahkan dirinya sendiri maka hal tersebut diperbolehkan saja.

Dengan aqiqah ini diharapkan anak akan menjadi pribadi yang pandai bersyukur, yang merupakan pondasi anak agar sukses dunia dan akhirat. Dia akan berangkat dari potensi dan keadaan dirinya (tidak mengeluh dengan keadaan dirinya, tidak iri dengan kelebihan orang lain) tapi akan melangkah dengan bersyukur kepada Allah SWT terhadap potensinya sendiri.

إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

2.  Membekali Pendidikan yang tepat kepada anak

Termasuk bekal yang besar yang diberikan kepada anak adalah sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat Lukman

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.

a. Bekali Anak untuk dapat melakukan sholat secara mandiri (أَقِمِ الصَّلَاةَ)


Rasulullah bersabda :
مُرُوا أَوْلادَكُمْ بِالصَّلاةِ وَهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ وَاضْرِبُوهُمْ عَلَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرٍ
 perintahlah anak-anakmu mengerjakan salat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka karena meninggalkan salat bila berumur sepuluh tahun

Umur 7 tahun sudah mulai di training melaksanakan sholat selama 3 tahun, kemudian umur 10 tahun diberikan sanksi kalau masih belum bisa sholat dengan mandiri. Proses ini adalah proses pembiasaan. Kalau anak sudah terbiasa maka akan mudah melakukannya kalau anak tidak terbiasa maka akan sulit melakukannya. Ketika sudah sampai umur baligh maka sudah mudah dan sempurna sholatnya. Dan tidak ada sesuatu yang sulit kalau sudah dibiasakan, Contoh  sederhana adalah anak di inggris umur 7 tahun sudah pandai berbicara bahasa inggris. Mengapa ??  karena terbiasa berbicara bahasa inggris bandingkan dengan sebagian besar kita umur sudah kepala 4 masih belum mahir berbicara bahasa inggris.

b. Bekali anak untuk peduli terhadap lingkungan (وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَر)


Berikan bekal kepada anak bila ada kebaikan yang bermanfaat maka disampaikan atau ikut bersama sama masyarakat untuk melakukan kebaikan tersebut, begitu juga ketika ada sebuah kemadlorotan dimasyarakat diapun ikut peduli di dalam meminimalisir atau bahkan menghilangkannya.

Didik anak agar bergaul dengan lingkungannya tidak egois, hanya asyik bermain dengan gadgetnya, dengan PSnya dll.

Sehingga anak dapat menjadi umat yang terbaik menurut Allah SWT sebagaimana firmannya :

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah

c. Bekali anak untuk bersabar (وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ)


Bekali anak bahwa perjalanan hidup dalam mencapai tujuan tidak selalu mulus, bisa jadi jalan yang akan dilalui terjal, bisa jadi jalannya naik atau curam. Berikan pemahaman agar tetap bersabar focus pada tujuan. Sehingga tidak berhenti ditengah jalan akan tetapi dapat melalui jalan jalan tersebut yang pada akhirnya sampai pada tempat tujuan. Sabar dalam menghadapi ujian, sabar dalam usaha mencapai tujuan, sabar menghindari sesuatu yang dilarang.

Semoga anak anak kita semua menjadi amanah yang mempesona bagi kita (Qurrota a’yun) sukses dunia akhirat. Aamiin