Pilih Bahasa

Monday 31 July 2017

Cahaya itu menerangi penghuninya dan bertambahlah keluarga besar Masjid Al Hidayah



Seperti  biasanya Masjid Al Hidayah Blok D gor Mega Regency Serang Baru mempunyai aktifitas kajian rutin mingguan untuk bapak bapak yaitu Majlis Ta’lim  Al Hidayah setiap Ahad ba’da maghrib mengkaji kitab “Riyadlus Sholihin” yang disampaikan Oleh Ust. In’amul Choiri dilanjutkan ba’da Isya’ bersama Majlis Nurul Qur’an Al Hidayah “Tahsin Al Qur’an”


Akan tetapi hari Ahad tanggal 30 Juli 2017 kemarin ada sedikit keistimewaan setelah ba’da isya’ bertambah lagi saudara kita keluarga besar masjid Al Hidayah Blok D gor Mega Regency yang berada di wilayah RW 15 Sukaragam dengan bersyahadatnya 2 wanita yaitu Ibu Tuti Wiranti dan putrinya Diana Febriyola untuk berkomitmen menjadi Muslimah atas kemauan sendiri tanpa ada paksaan dari siapapun yang prosesinya dipimpin langsung oleh ketua DKM Masjid Al Hidayah Ust. Tumidi,
Nampak hadir dari jama’ah:

1. Hidayatul Qur’an 
2. Majlis Ta’lim Al Hidayah  
3. Nurul Qur’an Al Hidayah 
4. Majlis Dikir Al Hidayah 
5. Tokoh dan Masyarakat RT 05 Blok D gor 
6. Pihak Keluarga

Begitulah cahaya Rabb akan tetap senantiasa memancar ke segala arah dan bisa masuk ke tempat tempat yang yang tidak terhalang oleh dinding pemisah. Ketika dinding tersebut dibuatkan pintu oleh anaknya kemudian dibukalah pintu itu maka cahaya rabb ini dapat menyinari seluruh bagian rumah dan menjadi terang benderang lah seluruh bagian rumah itu. Begitulah gambaran keluarga ini, terlebih dahulu 2 anak laki-lakinya masuk islam pada tanggal 9 April 2017 kemudian ibu dan kakaknyapun ikut mendapatkan terangnya cahaya islam.

Tentunya ada tanggung jawab berikutnya yaitu menjalankan islam ini dengan baik dan menjaga keimanannya sampai dipanggil oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

 Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Muslim


Begitu cintanya Allah SWT terhadap orang yang beriman agar bertaqwa menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya serta MATI dalam kondisi Muslim. Allah memerintahkan agar mati dalam kondisi ISLAM karena ISLAM adalah agama yang HAQ disisi Allah SWT dan Allah tidak menerima selainnya. Inilah agama yang diridloi untuk rasulnya dan untuk hamba hambanya yang beriman agar kita tidak menjadi orang orang yang rugi.
ياالله بها ياالله بها ياالله بحسن الخاتمة

Semoga kita semua dapat dikokohkan iman dan islam kita sehingga menghadap kepada Allah dalam kondisi husnul khotimah. Aamiin.

By In’amul Choiri
Serba 31 Juli 2017

Friday 28 July 2017

Doa Mohon Anugerah kekuasaan & kemulyaan


Allah Mengumpulkan semua huruf hijaiyah dalam 1 ayat



Membahas al Qur’an tidak akan pernah ada habisnya, semakin dikaji semakin mendapatkan informasi yang luar biasa dan akan semakin mengetahui keistimewaan yang berada didalamnya. Karena al Qur’an berasal dari dzat yang maha sempurna.  Untuk itu kita hendaklah senantiasa berinteraksi dengan al Qur'an , mempelajarinya dan mengamalkan dalam kehidupan ini untuk mendapatkan kebaikan hidup dunia dan akhirat.
Bersama Hidayatul Qur'an membumikan al Qur'an

Allah SWT menyatakan didalam al Qur’an (وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا) “Ucapan siapa yang lebi benar dibanding dengan Allah SWT”, Tentunya jawabannya “Tidak ada”. Beliau ingin menekankan kepada kita semua bahwa apa yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad berupa Al Qur’an adalah kalamullah, firman firman Allah yang tidak ada sedikitpun keraguan didalamnya, yang kebenarannya adalah kebenaran mutlak yang harus di imani-diyakini sebagai pedomaman dan petunjuk bagi umat manusia.

Dan Jika kalian masih ragu akan kebenaran al Qur’an, maka  Allah SWT pun mempersilahkan bahkan menantang bangsa jin dan manusia (baik sendiri sendiri atau mereka semua bersatu) untuk mengkritisi dan membuat semisal ayat al Qur’an jika mereka menganggap diri mereka benar (وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ) . Dan kalian pasti tidak tidak akan mampu membuatnya sebagaimana firman Allah SWT (إِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا). Tantangan itupun berlaku sampai saat ini dan sampai kapanpun dan terbukti tidak ada yang sanggup membuatnya sampai saat ini dan sampai kapanpun, inilah bukti bahwa Al Qur’an adalah dari yang maha kuasa dan yang maha sempurna.

Salah satunya keistimewaan dan keunikan di dalam al Qur’an surat al fath ayat 129. Apa Keistimewaannya dan keunikannya ??? Allah SWT mengumpulkan semua huruf hijaiyah didalam 1 ayat ini. Dan kandungan maknanya pun menceritakan tentang nabi Muhammad sebagai penerima al Qur’an. Sungguh ada makna yang tersirat dan tersurat dalam ayat ini. Dan merupakan gambaran agar manusia bisa mengambil pelajaran didalamnya. 

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا ۖ سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ ۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ ۚ وَمَثَلُهُمْ فِي الْإِنْجِيلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ ۗ وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar

Wallahu a’lam

By In’amul Choiri

Thursday 27 July 2017

Kajian #3 Nashoihuddiniyah



Kajian Rutin  : Kitab Nashoihuddiniyah
Karya             : Syeikh al Imam Habib Abdullah bin Alwi al Haddad
Oleh               : Ust. In’amul Choiri
Tempat           : Musholla An Nur Perum Wahana Cikarang Selatan


Kajian #3
Beliau al Imam Habib Abdullah bin Alwi al Haddad - Nafa'anallahu bihi wa bi'uluumihi wa a’adda alaina bin barakatihi. Aamiin) mengambil firman Allah SWT yang berbunyi   (وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللَّهِ قِيلًا) “Ucapan siapa yang lebi benar dibanding dengan Allah SWT”, Tentunya jawabannya “Tidak ada”. Beliau ingin menekankan kepada kita semua bahwa apa yang diturunkan oleh Allah SWT kepada nabi Muhammad berupa Al Qur’an adalah kalamullah, firman firman Allah yang tidak ada sedikitpun keraguan didalamnya, yang kebenarannya adalah kebenaran mutlak yang harus di imani-diyakini sebagai pedomaman dan petunjuk bagi umat manusia.

Dan Jika kalian masih ragu akan kebenaran al Qur’an, maka  Allah SWT pun mempersilahkan bahkan menantang bangsa jin dan manusia (baik sendiri sendiri atau mereka semua bersatu) untuk mengkritisi dan membuat semisal ayat al Qur’an jika mereka menganggap diri mereka benar (وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَىٰ عَبْدِنَا فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ وَادْعُوا شُهَدَاءَكُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ) artinya “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar”. Dan kalian pasti tidak tidak akan mampu membuatnya sebagaimana firman Allah SWT (إِنْ لَمْ تَفْعَلُوا وَلَنْ تَفْعَلُوا). Tantangan itupun berlaku sampai saat ini dan sampai kapanpun dan terbukti tidak ada yang sanggup membuatnya sampai saat ini dan sampai kapanpun, inilah bukti bahwa Al Qur’an adalah dari yang maha kuasa dan yang maha sempurna.

Kemudian beliau membahas dalam bahasan yang pertama dalam kitab ini adalah masalah “Taqwa” karena taqwa ini adalah bekal terbaik bagi manusia yang menginginkan kehidupannya bahagia dunia dan akhirat. Beliau mengutip surat al Imran ayat 102-105

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ .  وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا ۚ وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَىٰ شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ .  وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ . وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْبَيِّنَاتُ ۚ وَأُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ .

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk. Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat.

Beberapa poin dari ayat diatas adalah :
1. Hendaklah berbekal taqwa dengan benar benar taqwa. 
2. Menjadi muslim yang benar dan menjaganya sampai meninggalkan dunia ini. (menjaga agar memperoleh khusnul khotimah) 
3. Selalu berpegang teguh kepada ajaran islam 
4. Selalu menjaga persatuan karena dalam persatuan ada pertolongan dan petunjuk Allah SWT dan jangan sampai bercerai berai karena di dalamnya ada murka Allah SWT. 
5. Hendaknya senantiasa menyeruhkan amat ma’ruf nahi munkar karena merupakan aktifitas yang akan diberikan keuntungan yang besar oleh Allah SWT. 
6. Al Qur’an adalah petunjuk yang jelas, hendaknya diikuti petunjuknya sebagaimana sudah di sampaikan dan diberikan contoh oleh nabi, sahabat, tabiiin terus sampai kepada guru guru kita.
 
Allah SWT memerintahkan kepada hamba hambanya untuk bertaqwa karena Allah benar benar telah mengumpulkan didalam taqwa segala bentuk kebaikan dunia akhirat dan Allah SWT menginginkan hamba hambanya yang beriman agar memperoleh keberuntungan, kebaikan, perbaikan, kebahagiaan, kemenangan dan kejayaan karena Allah SWT sangat penyayang terhadap hamba hambanya yang beriman.

Wallohu a’lam.
Ciksel, 30 April 2017

Tuesday 25 July 2017

Berkah Dalam "Berkat"




Berkah dalam berkat
Indonesia dikenal dengan banyaknya beragam suku dan budaya. Oleh karena itu ekpresi keislamannya pun sangat beragam sesuai dengan tradisi yang berlaku. Akomodasi islam terhadap tradisi memang dibolehkan bahkan dianjurkan selama masih dalam batas-batas syariah dan ada dalil yang mendukungnya. Salah satu bentuk tradisi unik yang ada adalah adanya berkat atau besek (dalam bahasa betawi) yang menyertai setelah selesainya sebuah acara keagamaan tertentu.

Berkat atau sedekah makan itu biasanya baru disuguhkan atau dibagikan setelah selesainya doa dalam tahlil, maulidan, baik untuk dimakan di tempat atau dibawa pulang. Dengan perkataan lain, sedekah itu diberikan setelah “diberkahi” dengan do’a. Makanan yang sudah diberkahi doa tersebut kemudian disebut “berkat”.

Menurut Sayyidil Habib Muhammad bin Husein Anis Al Habsyi. Berkat berasal dari bahasa Arab “barkatun”- bentuk jamaknya adalah barakat– yang artinya kebaikan yang bertambah-tambah terus. Penamaan tersebut berdasarkan sabda nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam:

 اجْتَمِعُوْا عَلٰى طَعَامِكُمْ ووَاذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلَيْهِ يُبَارَكْ لَكُمْ فِيْهِ

“Berkumpullah pada jamuan makan kamu, dan sebutlah asma Allah ketika hendak makan, niscaya Allah memberkati kamu pada makanan itu.” (Hadits Riwayat Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, dan al-Hakim – Kitab Nadhrah an-Nur, II/16)

 قَالَ: أَثِيبُوْا أَخَاكُمْ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللّٰهِ، فَأَيَّ شَيْءٍ نُثِيْبُهُ؟ قَالَ: ” ادْعُوا لَهُ بِالْبَرَكَةِ فَإِنَّ الرَّجُلَ إِذَا أُكِلَ طَعَامُهُ، وَشُرِبَ شَرَابُهُ، ثُمَّ دُعِيَ لَهُ بِالْبَرَكَةِ فَذَلِكَ ثَوَابُهُ مِنْهُمْ

“Rasulullah bersabda: “Balaslah oleh kalian (kebaikan) saudara kalian”, para sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, dengan sesuatu apakah untuk membalasnya?”, Rasulullah menjawab: “Berdo’alah kalian untuknya dengan keberkatan, sebab sesungguhnya seseorang ketika makananya dimakan dan minumannya diminum, kemudian dido’akan untuknya dengan keberkahan, maka itu merupakan balasan untuknya dari kalian”. [Hadits Riwayat al-Baihaqi & Abu Daud]

Hadits ini mengisyaratkan agar apabila kita memakan atau minum dari apa yang diberikan oleh orang lain supaya mendo’akan agar Allah memberikan dengan keberkahan. Selain diperintahkan untuk memberikan makanan untuk faqir miskin, juga dianjurkan agar makanan kita dimakan oleh orang yang bertakwa baik dengan jalan diantarkan maupun dengan mengundang mereka makan bersama-sama.

Nabi shallallau ‘alaihi wa alihi wa shohbihi wa sallam bersabda :

أَطْعِمُوْا طَعَامَكُمُ الْأَتْقِيَاءَ، وَأَوْلُوْا مَعْرُوْفَكُمُ الْمُؤْمِنِيْنَ

“Berikanlah makananmu kepada orang-orang yang bertakwa, dan berbuat baiklah kepada orang-orang yang beriman”. [Hadits Riwayat Imam Ibnu Abid Dunya – Kitab al-Fath al-Kabir, Juz I/ hal. 192]

Orang-orang yang diundang untuk baca tahlil adalah orang-orang yang bertakwa di lingkungan shohibul hajah atau orang yang mengadakan hajat sedangkan pelaksanaan tahlil dipimpin oleh orang yang dihormati sebagai pemimpin keagamaan di masyarakat setempat.

Dalam tradisi berkatan ini selain mendoakan shohibul hajah dan undangan juga bermakna mempererat silaturrahhim antar kerabat dan tetangga. Tradisi ini sudah berlaku sejak awal-awal masuknya Islam ke Indonesia yang dibawa oleh para walisongo. Jadi, tidak logis pemahaman sebagian golongan umat Islam jika sampai membid’ahkan dan menyesatkan tradisi berkatan yang sudah berlangsung lama ini dengan alasan atau dalil yang belum mereka ketahui. Wallahu A’lam Bisshowab. 

@NUmengaji